Cari disini

Kamis, 04 Maret 2010

Apakah Katolik menyembah Maria?

Apakah Katolik menyembah Maria?


Kalau kita masuk ke Gereja Katolik, di mana saja di belahan dunia ini, kita
akan melihat banyak patung-patung. Ada patung Yesus, ada patung Santo dan
Santa dan hampir pasti ada patung Maria. Banyak orang memasang lilin,
berlutut
dan berdoa di depan patung Maria. Ada yang berdoa sambil menunduk, ada yang
berdoa sambil memegang kaki patung Maria, ada yang menatap patung itu dan
tidak jarang yang berdoa dan menangis di bawah patung Maria. Kalaupun di
situ
ada patung Yesus, kemungkinan lebih banyak orang berdoa di depan patung
Maria
ketimbang di depan patung Yesus.

Nah, kalau begitu bukankah orang Katolik adalah penyembah patung? Kalau
begitu
bukankah orang Katolik adalah penyembah Maria? Salahkah kalau mereka yang
tidak menyukai Gereja Katolik kemudian berpersepsi bahwa peran Maria di
dalam
Gereja Katolik jauh lebih menonjol dari peran Yesus itu sendiri. Buktinya
gambar dan patung Maria dibuat jauh lebih besar sedangkan gambar atau patung
Yesus digambar sebagai anak kecil yang digendong oleh Maria.

Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa Maria hanyalah sebuah saluran,
sebuah
selang yang mengalirkan air yaitu Yesus. Selangnya tidak penting dan yang
lebih penting adalah airnya. Benarkah demikian? Fakta sejarah memang
menunjukkan bahwa banyak orang Katolik berdevosi kepada Maria. Sungguhkah
ini
suatu hal yang keliru dan tercela? Apakah dengan demikian orang Katolik
menyembah Maria? Hal ini sungguhlah suatu hakekat iman Kristen yang wajib
diluruskan. Banyak orang yang tidak suka pada Gereja Katolik, kemudian
menggunakan devosi Maria di dalam Gereja Katolik sebagai bahan untuk
menjelek-jelekkan Gereja Katolik. Dan yang lebih memprihatinkan banyak orang
Katolik sendiri yang kurang paham menjadi ragu dan secara diam-diam kemudian
meninggalkan Gereja Katolik.

Tidak semua orang Kristen non-katolik berpikiran demikian.
Bahkan seorang pendeta kondang seperti Bapak Yusuf Roni
pernah mengisi kebaktian Natal bersama di tahun 1996
dengan tema: "Kerelaan Maria".

Di bawah adalah kutipan dari sebagian kotbah beliau
yang mungkin dapat kita jadikan bahan renungan kali ini.


"Bagi orang Protestan, Maria ini kurang besar dengungnya.
Mungkin karena sikap Protestan yang anti Katolik sangat emosional sehingga
menjadi sentimen terhadap Maria, sehingga lupa terhadap kemanusiaan Kristus
berasal dari Maria. Karena itu kedudukan dan peran Maria di dalam Injil
tidaklah sama dengan peran Petrus, Paulus atau Yusuf. Karena Maria
memberikan
kedagingan pada Yesus sehingga Ia menjadi makhluk. Herannya, peran Petrus,
Paulus bahkan Pontius Pilatus menjadi lebih baik dan lebih banyak di dalam
Gereja Protestan dibandingkan dengan peran Maria itu sendiri. Hal inilah
yang
perlu saya ingatkan karena Maria memiliki lambang yang begitu kekal terhadap
umat dan Gereja Tuhan yang ada di tengah-tengah dunia ini."

"Kemanusiaan Yesus, kemakhlukan Yesus, dan kedagingan Yesus diambil
sepenuhnya
dari Maria. Kalau kita menolak kemanusiaan Yesus, sesungguhnya kita menolak
Maria, karena Maria-lah yang memberikan kedagingan kepada Yesus. Karena
genetikanya bukan diambil dari Yusup melainkan dari Maria itu sendiri.
Bapak2
gereja sejak Ignatius Uskup Antiokia di Siria pada tahun 110 Masehi
mengadakan
pembelaan terhadap orang yang menolak kemakhlukan Yesus sekaligus menolak
Maria yang melahirkan Kristus, disambung oleh bapak2 gereja yaitu Aristides
tahun 140, Yustinus tahun 163, Erenius tahun 202 dan Tertulianus tahun 222
Masehi."

"1500 tahun Gereja menghormati Maria. Baru abad ke 15, Maria disingkirkan
dari
Gereja. 1500 tahun itu Gereja hidup tanpa banyak masalah karena mereka
mempunyai pola, dasar, gambaran kepada Maria. Hal ini ingin saya tegaskan,
jangan sampai kita meninggalkan apa yang diajarkan oleh Gereja. Dikatakan
dengan jelas di sini bahwa Maria adalah seorang pribadi, bukan hanya sambil
lalu saja. Seringkali kita punya pengertian bahwa Maria itu hanyalah sebuah
alat, sambil lewat saja seperti pipa. Pipa yang menyalurkan air, air itu
tidak
berasal dari pipa, air itu berasal dari sumber, jadi Maria itu apa bedanya
dengan pipa hanya menyalurkan begitu saja. Oh tidak, Allah itu Maha Tahu.
Dia
sudah mempersiapkan sejak manusia jatuh dalam dosa, telah dinubuatkan yaitu
benih perempuan yang akan meremukkan benih ular itu."


"Saudara kalau melihat gambar Maria menggendong Yesus, seringkali orang
berpikir ini Katolik. Kenapa? Ya Yesusnya kecil, Maria-nya diperbesar.
Karena
saudara pikir bahwa orang Katolik lebih menekankan Marianya dari pada
Yesusnya. Itu adalah persepsi kita. Persepsi kita, kita jadikan tuduhan
kepada
orang lain. Ini tidak benar, mestinya fakta. Gambar seperti ini ditonjolkan
kedalam gereja mula-mula, tidak lain maksudnya Maria sebagai gereja
mengemban
Sang Firman. Firman itu selalu ada di dalam pelukan gereja, sehingga gereja
dan firman tidak dapat dilepaskan."

"Kalau pola dasar ini terus-menerus dipegang oleh Gereja, maka Gereja tidak
akan punya masalah. Gereja punya masalah karena Gereja tidak lagi mengemban
firman. Yang diemban adalah pendapat manusia, pendapat orang. Sehingga
setiap
orang kotbah, dua orang kotbah ada dua pendapat. Saudara perhatikan di
gereja
Protestan, maaf, apalagi Pantekosta apalagi yang Karismatik, lima orang lima
pendapat beda-beda satu dengan yang lain, dua orang kotbah dua pendapat.
Perhatikan gereja mula-mula, sepuluh orang kotbah satu pendapat, meskipun
berbeda-beda tapi satu."


Demikianlah sebagian dari yang pernah
disampaikan oleh oleh Bapak Pendeta Yusuf Roni.


Perihal Maria adalah hakekat iman Kristen yang sungguh sangat hakiki. Kita
perlu meluruskannya terlepas dari apakah orang suka atau tidak suka pada
Gereja Katolik. Biarlah orang tidak menyukai Gereja Katolik, tapi janganlah
eksistensi Maria dikaburkan karena ini sungguhlah merupakan pelecehan
terhadap
iman Kristen itu sendiri. Mengapa demikian ?

Berbicara mengenai iman Kristen sungguhlah tidak afdol tanpa merujuknya pada
Alkitab. Orang Kristen selalu mengatakan bahwa referensi utama iman Kristen
adalah Alkitab - walaupun bagi Gereja Katolik, Alkitab bukanlah satu-satunya
referensi karena Gereja Katolik juga mengenal Tradisi. Tapi untuk kali ini
ada
baiknya kalau kita singkirkan pembahasan tentang Tradisi dan kita fokus pada
Alkitab. Mari kita lihat apa yang ada di dalam Alkitab, yang berhubungan
dengan eksistensi Maria. Bagaimana prosesnya sehingga Allah kemudian memilih
Maria jauh sebelum Yesus datang ke dunia ini.


Semuanya ini berawal dari dosa manusia pertama yaitu Adam dan Hawa yang
makan
buah terlarang, sehingga Allah menghukumnya: seperti yang dikisahkan di
dalam
kitab Kejadian 3: 1-14. Allah tidak saja menghukum Adam dan Hawa, akan
tetapi
Allah juga mengutuk sang ular (iblis) yang menggoda mereka.


Allah berkata: "...terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara
segala binatang di hutan. ...Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau
dan
perempuan ini; antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan
meremukkan kepalamu."
(Kejadian 3: 14-15)

Yang dimaksud dengan perempuan ini adalah Maria keturunan Daud yang kemudian
akan melahirkan Yesus yang berkuasa untuk meremukkan kepala sang ular.
Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya pemilihan Maria sudah
dinubuatkan
sejak Perjanjian Lama.

Sebagai tambahan, karena dosa Hawa itulah Allah kemudian berfirman
kepadanya:
"Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan
engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan
ia
akan berkuasa atasmu." Dan hal inilah yang menjadikan kodrat wanita sampai
saat ini.

Selanjutnya, di dalam Perjanjian Baru
Injil Lukas 1:26-31 digambarkan bahwa Allah
menyuruh malaikat Gabriel untuk menemui Maria.

Malaikat itu berkata:
"Salam, hai engkau yang dikaruniai. Tuhan menyertai engkau... Sesungguhnya
engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan
hendaklah engkau menamai dia Yesus."

Bandingkanlah Injil Lukas di atas dengan kalimat pertama di
dalam doa Salam Maria yang diajarkan oleh Gereja Katolik:
"Salam Maria penuh Rahmat Tuhan sertamu, terpujilah
engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus."

Andaikata kita mengulangi kembali apa yang diucapkan oleh
malaikat itu, dapatkah orang Katolik dikatakan menyembah Maria?

Kemudian kalimat kedua di dalam Doa Salam Maria berkata:
"Santa Maria, Bunda Allah doakanlah kami yang
berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Amien."

Andaikata anda datang kepada seorang pastor, suster, pendeta atau bahkan
kepada seorang teman dan berkata doakanlah saya supaya saya kelak lulus
ujian.
Apakah dengan begitu Anda menyembah pastor, suster, pendeta atau teman
tersebut?

Kalau begitu, benarkah orang Katolik menyembah Maria?
Orang seringkali tidak dapat melihat suatu fakta atau kenyataan secara
jernih
bila sudah memiliki prasangka dan persepsi negatif, apalagi kalau dibarengi
dengan perasaan tidak suka. Maka, tepatlah seperti apa yang dikatakan oleh
Bapak Pendeta Yusuf Roni: "Janganlah mengabaikan peran Maria, hanya karena
tidak suka pada Gereja Katolik".

Maria adalah satu-satunya manusia yang penuh dengan Roh Kudus.
Banyak ayat-ayat di dalam Alkitab yang menunjang fakta ini.
Bila saya bertanya kepada Anda, dimanakah sekarang
Bunda Allah ini berada? Saya yakin dan percaya kita
sepakat menjawab bahwa Maria sekarang ada di Surga

1 komentar:

  1. luar biasa...tradisi yang sudah berjalan 1500 tahun, didukung fakta-fakta, akankah akan hilang
    begitu saja oleh karena persepsi yang salah, apakah kita keras kepala atas persepsi yang salah atau malah kita nanti terbukti yang salah....

    BalasHapus